Manis pahit dalam menjalin persaudaraan tentu kita rasakan, karena manusia masih saja mengikuti hawa nafsu yang bisa berakhir pada permusuhan dan begitu juga sebaliknya karena manis pahit kehidupan bisa mempererat tali persaudaraan antar sesama.
Yang namanya saudara tentu saja harus saling memahami dan saling dukung mendukung dalam hal kebaikan selama tidak melanggar norma agama dan negara tempat kita berpijak saat ini.
Sebagai contoh, kita memiliki adik yang ingin menjadi polisi, apakah kita melarangnya? tentu tidak kan malah kita mendukung penuh karena bisa mengangkat harkat dan martabat keluarga dalam kehidupan sosial keluarga kita.
Tidak mungkin kita akan menjelek-jelek kan saudara kita yang ingin maju dalam kebaikan selama itu tidak melanggar seperti yang saya sebutkan diatas.
Mungkin masih banyak saudara, teman dan tetangga yang memahami persaudaraan sebatas persaudaraan kita mengacu pada kebaikan saudara kita sendiri.
Sebagian besar mereka memahami persaudaraan hanya sebatas pandangan dan tutur kata belum sampai tenggorokan apalagi sampai ke hati, jika jiwa persaudaraan itu sudah sampai kehati, jangankan dipanggil baru mendengar saja kita tentu sudah mendoakan dan memberikan dukungan entah itu berupa tenaga atau sumbangsih pemikiran.
Banyak cara untuk membangun persaudaraan itu, salah satunya sering berkumpul tukar pikiran, belum tentu yang muda faham tentang kehidupan dan belum tentu juga yang tua kenyang akan pengalaman.
Dalam kebersamaan kita bisa saling memperbaiki adab bukan sekedar mengeluarkan "ABAB" (omongan) tutur kata, tingkah laku dan pendangan tentang keilmuan.
Pandanglah kehidupan seperti kehidupan memandangmu dengan indah, daun jatuh pasti ada sebabnya karena sudah tua tidak bisa menahan beban lagi atau jatuh karena terbentur sesuatu, akan tetapi yang jelas itu sudah digariskan oleh kehidupan yang memiliki hidup semua alam semesta.
Kita hidup sudah ada garis besarnya tinggal kita sendiri yang memahaminya, do'a, dosa dan pahala
itu hanya ada dalam diri manusia.
Tentu kita sering mendengar kata saling asah, asih dan asuh dalam menjalani kehidupan bersaudara
bukan saling acuh ketika melihat saudara kita mengalami kesulitan.
Mari kita sama-sama merenungkan arti persaudaraan yang berdasarkan ikatan hati dan pikiran dalam kebaikan serta menjunjung tinggi kebaikan dan mengubur dalam keburukan
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Edukasi
dengan judul Memahami jejak Persaudaraan. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://blog-blusukan.blogspot.com/2017/07/memahami-jejak-persaudaraan.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown - Friday, July 28, 2017
Belum ada komentar untuk "Memahami jejak Persaudaraan"
Post a Comment